top of page
  • Writer's pictureTije_

العرضة الأخيرة "Bacaan terakhir antara Nabi dan Jibril"

Updated: Jul 31, 2021

Pada zaman Nabi Muhammad Saw. Al-Qur'an belum dibukukan ke dalam satu mushaf. Hal itu dikarenakan Al-Qur'an diturunkan dengan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan dan juga terdapat sebagian ayat-ayat yang di nasikh (diganti, tidak terpakai). Namun, Al-Qur'an di zaman beliau betul-betul terpelihara dengan sempurna. Karena di samping beliau menganjurkan para Sahabat menghafalkan nya, beliau juga mempunyai beberapa juru tulis wahyu (كتّاب الوحى) yang dihadapannya mereka menulis dengan perintah dan iqrornya. Para juru tulis wahyu ini merupakan orang-orang yang terkenal tinggi amanahnya, sempurna agamanya, unggul akhlaknya dan ketelitiannya, di samping mereka terkenal pandai di bidang tulis-menulis. Di antaranya adalah:

أبو بكر، عمر، عثمان، علي، معاوية بن ابى سفيان، خالد وأبان ابنا سعيد بن العاص بن أمية، أُباي بن كعب، زيد بن ثابت، شرحبيل بن حسنة، عبدالله بن رواحة، عَمرو بن العاص، عبدالله بن الأرقم الزهرى، حنظلة بن الربيع الأسدى، واخرون. (فتح البارى : ١٨/٩)

Sebagaimana biasa pada waktu itu, mereka menuliskannya pada batu-batu tipis, pelepah kurma, tulang-belulang, dan kulit-kulit hewan.

Ummat Islam sepakat bahwa para Sahabat tidaklah menulis kecuali apa yang telah didengar secara pasti daru Nabi, di samping Nabi sendiri juga melarang menulis selain Al-Qur'an. Suatu ketetapan sejarah, pada zaman Nabi pula ayat-ayat yang terpisah turunnya telah disusun dan terkumpulkan dalam suratnya masing-masing dengan isyarah dan petunjuk langsung dari Nabi. Setiap turun suatu dari Al-Qur'an, Nabi menyuruh untuk menuliskannya dan meletakkan dalam surat ini pada urutan ini. Jadi pada zaman Nabi, Al-Qur'an sudah tersusun semua urutannya seperti sekarang. Baik dalam hafalannya ataupun tulisannya, hanya saja belum terkumpul menjadi satu buku, bahkan masih terpisah-pisah.


Lalu apa Al 'Ardhotul Akhioh?

Al 'Ardhotul Akhiroh ialah mudarosahnya Nabi Muhammad Saw. dengan malaikat Jibril as. pada waktu menjelang wafat beliau. Sebagaimana diketahui, ayat-ayat Al-Qur'an itu diturunkan secara berangsur-angsur menurut kebutuhan. Dan selama masih turun itu terdapat perubahan, pergantian, dan persalinan (yang kita sebut dengan nasikh-mansukh). Maka tiap setahun sekali yaitu pada tiap-tiap malam bulan Ramadhan, Nabi Muhammad Saw. didatangi oleh malaikat Jibril untuk mengajarkan bacaannya, menjelaskan susunan ayat-ayat dan surat-suratnya, membakukan Al-Qur'an yang baku, meniadakan yang tidak digunakan, dll. Nabi mendengarkan kemudian mengulangi membaca dihadapan malaikat Jibril.

Jadi Al-'ardhoh ini sebagai pengontrolan, pembersihan, serta pembakuan ayat Al-Qur'an yang telah diterima sampai tahun itu. Demikian pada setiap tahunnya, sehingga pada akhir tahun usia beliau terjadi Al-'ardhoh sebanyak dua kali.


Telah selesai Al-Qur'an diturunkan, telah selesai pula lah pembakuannya.

Pada Al 'Ardhotil Akhiroh inilah Al-Qur'an bisa sempurna dari segala-galanya. Bacaan Al-Qur'an yang ditetapkan/dibakukan pada Al 'Ardhotil Akhiroh ini yang dibukukan/yang digunakan sebagai standar utama pada pembukuan di zaman kholifah Utsman Ra. nanti.

12 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


Post: Blog2_Post
bottom of page