بسم الله الرحمن الرحيم
Tafsir Al qur'an beragam dan bermacam-macam karangan. Terdapat tasir At Thobari karangan Imam Muhammad bin Jarir At-Thabari (wafat 310 H), tafsir Ibn Katsir karangan Imam Ibn Katsir (wafat 774 H), tasir Jalalain karangan Imam Jalaluddin al Mahalli yang kemudian disempurnakan oleh Imam Jalaluddin as Suyuthi (selesai 870 H), dll.
Nah, di masa kita sekarang, ketika hendak mentafsirkan ayat-ayat Al qur'an sebaiknya juga berguru kepada seorang yang 'alim dalam ilmu tafsir.
Dalam memaknai surat Al Fatihah harus meyakini bahwa ketika diturunkan kepada Rasulullah, Allah bertemu langsung (ingat; Jangan dibayangin ketemunya seperti apa karena Allah tidak bertempat "لايقلّ في مكان")
Dengan kalam-Nya yaitu :
"قل يا محمد بسم الله الرحمن الرحيم "
Kemudian Rasulullah menirukan lafadz basmalah tersebut. Demikian selanjutnya, sampai pada akhir surat Al Fatihah.
Jadi, itu merupakan kalimat-Nya Allah dan Rasulullah menirukan lafadznya.
Oleh karena itu, semua mufassir mengatakan:
"ويقدر قبل اياك نعبد واياك نستعين قولوا أو قل. اي قل اياك نعبد واياك نستعين"
Ditakdirkan sebelum mengucap اياك نعبد.. الخ terdapat lafadz قولوا/قل . Jika tidak demikian maka akan menjadi isykal (tidak mungkin). Begitu berhati-hatinya para mufassir dalam mentafsirkan Al Qur'an.
والله اعلم بالصواب... الفاتحة
Comments